IDENTITAS SUKU BANGSA
Setiap
masyarakat manusia mempunyai kebudayaan atau dengan perkatan lain , kebudayaan
bersifat universal yaitu menjadi atribut dari setiap masyarakat di dunia ini.
Akan tetapi apabila seseorang dari masyarakat tertentu berhubungan dengan
seseorang yang menjadi angggota masyarakat berlainan, maka dia akan sadar bahwa
adat istiadat kedua masyarakat adalah tidak sama.. Para perantau yang datang
dan tinggal serta enetap di luar daerah asalnya, akan selalu disertai dengan
poa tingkah laku dan sikap tertentu. Dalam mlakuka perpindahan suku bangsa
pendatang akan turut membawa adapt-astiadat, norma dan berbagai bentuk
organisasi sosial kedalam lingkungan sosial budaya setempat. Budaya setempat
ini bisa merupakan sesuatu yang baru bagi suku pendatang. Ditempat tujuan
kebiasaan-kebiasaan yang dibawa dari daerah asal akan mengalami perubahan
termasuk orientasi terhadap kampong halaman ( Naim : 73 ).
Masuknya
suku pendatang kedaerah tertentu yang ditempati oleh bangsa suku lain akan
melahirkan terjadinya kontak sosial atau hubungan sosial diantara mereka.
Menrut Suyatno (1974:5 ) kondisi seperti ini memungkinkan untuk terjadinya
peminjaman unsure-unsur budaya bagi masing-masing suku bangsa.Ditempat baru,
suku pendatang di dalam proses adaptasi akan sampai kepada dua pilihan, pertama
apakah pola-pola sosial budaya yang diwariskan oleh nenek moyang akan
dipertahankan dan yang kedua, adalah apakah pendatang baru itu akan
mengadaptasikan dirinya dengan pola-pola sosal budaya suku bangsa setempat.
Menurut Cohen ( 1985:2 ) kelompok suku bangsa yang memasuki suatu daerah yang
masih baru baginya, dimana kebudayaanya itu terpisah secara fisik dengan
kebutuhannya akan mlakukan adaptasi terhadap lingkungan sosial budaya dan fisik
ditempat yang lain.Bila suku pendatang ingin hidup survive di tempat yang baru,
biasanya merka akan mengadaptasikan dirinya dengan lingkungan sosial budaya
setempat dan suku bangsa setempat. Dan suku bangsa setempat mempertahankan
budayanya dari jamahan atau pengaruh kebudayaan dari luar khususnya unsure budaya
luar yang bersifat negative. Untuk mempertahankan agar suku bangsa pendatang
dapat hisup bertahan di daerah lain, setiap suku bangsa mempunyai kebudayaan
untuk itu umunya kebudayaan itu dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan
itu melengkapi manusia denga cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan
fisiologis dari badan dari mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang
bersifat fisik geografis maupun ligkungan sosialnya menurut R. Ember dan M.
Ember dalam ( Ihromi 1987:28 ) Menurut Suharso (1997:48) didalam kebudayaan itu
manusia memiliki seperangkat pengesahan yang dipakai untuk memahami serta
menginpretasikan dan mengadaptasikan dirinya dengan lingkungan yang baru.
Manusia yang mempunyai pengetahuan, kebudayaan yang dipakai sehubungan dala
menhadapai kebudayaan asal sku setempat. Pengetahuan itu tentunya banyak
mendukung terhadap proses adaptasi. Manusia berusaha untuk menyesuaikan dirinya
di lingkungan yang baru karena didorong untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan
kebutuhab itu sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Jika manusia itu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya maka dia akan merasa puas
dan apabila tidak maka akan menimbulkan masalah.
Mayoritas dan Minoritas
Penyebab
adanya sikap prasangka maupun streotip karma memiliki hubungan emosional yang
menyangkut kelompok suku bangsa dan sebagai penyebabnya adalah alam kaitannya
denga hubungan antara kelmpok minoritas dan mayoritas yaiu:
1
1.Kekuasaan factual yang terlihat hubungan antara gologa minoritas dan golongan
mayoritas.
2
2.Fakta akan perlakuan terhadap kelompok mayoritas dan kelompok minoritas.
3
3.Fakta mengenai kesempatan untuk berusaha pada kelompok mayoritas da
minoritas.
4
4.Fakta mengenai unsure geografis, dimana keuargaminoritas menduduki daerah
tertentu.
5
5.Fakta mengenai posisian peranan dari sosial ekonomi yang pada umumnya
dikuasa oleh kelompok minoritas.
6
6.Potensi energi eksistensi dari kelompok minoritas daam mempertahankan
kehidupannya
Di daerah perantauan
biasanya orang merantau akan membawa suatu misi budaya yaitu sesuatu yang
dititipakan dan khsanah budaya mereka ( Pelly 1983:7 ). Misi budaya ini pula
yang akan membuka strategi adaptasi di rantau mulai dari pemilihan pemukiman
sampai jenis pekerjaan. Manusia itu harus bisa menyesuaiakan dirinya dengan
lingkungan yang baru, baik itu lingkungan sosial budaya maupun fisiknya.
Adaptasi ini perlu agar manusia itu dapat bertahan di. lingkungannya Seperti
yang sudah dikemukan sebelumya bahwa masyarakat itu tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan, akan tetapi masalah yang akan dihadapai adalah bahwa bangsa
Indonesia adalah beranekaragam kebudayaannnya sesuai dengan suku bangsa
masing-masing. Masalah suatu keanekaragaman tersebut adalah dilihat dari unsur
Bahasa. Bahasa adalah merupakan salah satu unsur yang ada dalam kebudayaan,
dimana bahasa adalah hal yang terpenting dalam melakukan suatu interaksi dalam
masyarakat yang berbeda budayanya.
Unsur Unsur Identitas Nasional
Berbicara mengenai unsur-unsur identitas nasional, maka identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan unsur unsur pembentuk identitas nasional yang meliputi :
(1) Suku Bangsa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif atau ada sejak lahir, dimana sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia khususnya, terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang tiga ratus dialek bahasa.
(2) Agama merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai agama). Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama islam, katholik, kristen, hindu, budha dan kong hu cu.
(3) Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukung utntuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakukan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
(4) Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal ini, bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.
0 komentar:
Posting Komentar